Galvalum & Perbedaannya Dengan Galvanis. Sebagai suatu hasil dari pengolahan atau pemrosesan logam untuk berbagai keperluan industri, Galvalum mungkin sering Sahabat IndoMaterial dengar dan lihat. Dan faktanya, penggunaannya juga di material bangunan yang terkait dengan baja.
Melindungi baja dari oksidasi adalah suatu keharusan bagi banyak material proyek. Sementara galvanis adalah hasil pelapisan pada baja yang umum untuk mencegah korosi. Hasil dan metode dengan bahan lain – Galvalum – juga bisa untuk melindungi korosi
Apa sih Galvalum?
Galvalum adalah lapisan yang terdiri dari Seng, Aluminium dan Silikon untuk melindungi logam (terutama baja) dari oksidasi yang bisa menyebabkan korosi. Ini mirip dengan Galvanis karena merupakan lapisan dari logam lai yang melindungi logam dasar.
Penggunaan Galvalum
Galvalum terutama bermanfaat untuk melindungi paduan berbasis logam yang rentan terhadap karat. Baja berlapis galvalum lebih mampu menahan oksidasi daripada baja karbon biasa karena seng dan aluminium melindungi baja yang mendasarinya dari lingkungan. Seng juga akan lebih tahan oksidasi daripada baja dasarnya. Ini mirip juga dengan baja galvanis.
Perbedaan Antara Galvanisasi dan Galvalum
Perbedaan utamanya adalah, Galvalum merupakan kombinasi dari seng, aluminium, dan silikon. Sedangkan Galvanis adalan 100% pelapisan Seng. Komposisi tiga elemen dalam lapisan Galvalum adalah sedikit lebih dari 50% untuk aluminium, di bawah 50% untuk seng dan dengan sejumlah kecil silikon.
Keuntungan atau kelebihan Galvalum daripada material galvanis normal adalah memiliki kemampuan perlindungan yang lebih baik. Seiring waktu, untuk keperluan bahan tertentu Galvalum cenderung berkinerja lebih baik daripada galvanis, terutama saat terkena air atau cairan lain yang dapat mempercepat proses oksidasi. Bahkan setelah beberapa dekade, baja berlapis Galvalum akan lebih kecil kemungkinannya untuk berkarat daripada baja Galvanis biasa. Galvalum juga lebih estetis daripada bahan Galvanis.
Ketebalan Galvalum
Penerapan Galvalum pada bahan menggunakan proses hot-dipping. Oleh karena itu, lapisan Galvalume memiliki ketebalan yang mirip dengan bahan galvanis yang mendapat proses celupan panas. Ketebalan untuk proses hot-dipping sekitar 1 mil. Ketebalan sangat tergantung pada spesifikasi lapisan. Jika ketebalan lapisan baja dasar berlapis Galvalum dan baja dasar Galvanis adalah sama, baja Galvalum umumnya akan bertahan lebih lama dari baja galvanis. Relatif pada lingkungannya.
Logam Yang Bisa Mendapat Proses Galvalum
Lapisan Galvalum paling sering diterapkan pada baja karbon. Namun, sebagian besar bahan yang bisa terproses Galvanis juga bisa mendapat proses Galvalum. Beberapa jenis logam dasar lainya yang bisa mendapat proses Galvalum adalah: besi cor, baja tahan karat Feritik, baja than karat Martensit, baja alloy rendah, dan lain-lain.
Aplikasi Galvalum
Salah satu aplikasi paling populer dari baja Galvalum adalah untuk panel dan atap outdoor. Galvalum digunakan karena memiliki ketahanan yang unggul terhadap korosi di lingkungan luar daripada baja galvanis standar. Ia mampu menahan korosi saat terkena salju, es, dan hujan. Contoh material Galvalum untuk aplikasi ini adalah Talang Galvalum, Pipa Kotak Hollow atau disebut juga Besi Hollow, serta Besi Kanal C dan komponen baja ringan lainnya.
Bukan Aplikasi Galvalum
Galvalum tidak boleh digunakan di lingkungan alkali. Aluminium di pelapis Galvalum tidak tahan dengan baik untuk jenis lingkungan tersebut, sehingga baja galvanis menjadi pilihan yang lebih baik. Juga, Galvalum tidak berfungsi dengan baik jika rusak, retak dan robek. Jika panel atau struktur akan mengalami perlakuan lekukan, las dan lain-lain, maka baja galvanis akan lebih cocok sebagai bahan aplikasi. Bahkan pemasangan pengikat terlalu keras mungkin cukup untuk merusak lapisan Galvalum.
“Galvalum & Perbedaannya Dengan Galvanis” merupakan tulisan adaptasi dan gabungan dari artikel di www[dot]metalsupermarkets[dot]com dan sumber-sumber lainnya.